Jumat, 25 Juni 2010

Arab Saudi

Arab Saudi

Arab Saudi merupakan tempat tinggal bagi sejumlah suku Arab yang berbeda-beda. Orang Arab Saudi (yang biasanya dikenal sebagai Teluk Arab) terutama hidup di tepi-tepi selatan Gurun Arabia di Arab Saudi, Yaman, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Orang Arab Saudi di Qatar menggunakan bahasa yang disebut "Arabiya" atau yang lebih lazim disebut "Gulf Arabic".
Budaya bangsa Arab dikembangkan oleh suku-suku pengembara dan orang-orang desa yang hidup di Gurun Arabia. Di sana, beberapa dari mereka bermigrasi ke Afrika Utara. Ada dua jenis dasar orang Arab. Pengembara asli dan "fellahin", yaitu para petani. Mereka terkenal dengan perjalanan melintasi gurun pasir tandus dengan unta, kadang-kadang para kafilah pun melalui jalan mereka. Orang fellahin hidupnya lebih menetap, yaitu tinggal di tepi gurun. Sebagian besar orang Arab Saudi adalah penggembala yang bermukim di gurun selama musim dingin dan kemudian kembali ke tepi gurun pada musim panas yang kering.

Seperti Apakah Kehidupan Mereka?
Kehidupan orang Arab Saudi termasuk salah satu kehidupan yang keras dengan sedikit harta benda. Harta mereka yang utama adalah rumah -- sebuah tenda panjang yang terbuat dari rambut kambing atau binatang yang dipintal. Tenda-tenda tersebut bukanlah tempat tinggal yang permanen. Tenda biasanya dibagi menjadi dua bagian dengan pemisah berdekorasi yang disebut "gata". Biasanya, separuh tenda untuk kaum wanita, anak-anak, peralatan masak, dan gudang; sementara separuh tenda yang lain untuk kaum pria. Bagian kaum pria, yang berisi tungku perapian yang dibangun di atas tanah, digunakan untuk menghibur tamu. Kaum pria duduk-duduk dan membuat rencana untuk kelompok mereka, sementara kaum wanita mengerjakan sebagian besar pekerjaan yang ada.
Binatang sangat penting bagi kehidupan orang Arab Saudi. Mereka yang tinggal di tepi gurun menggembalakan kambing dan domba; sedangkan orang-orang yang mengembara dan menggarong di gurun hanya bergantung pada unta. Domba dan kambing dipelihara untuk dijual dan unta digunakan untuk transportasi.
Bahan makanan yang terbuat dari susu menjadi sumber makanan tradisional orang Arab Saudi. Susu unta dan susu kambing diminum langsung atau dibuat menjadi "yogurt" dan sejenis mentega yang disebut "ghee". Sebagian besar makanan orang Arab Saudi terdiri dari semangkuk susu atau yogurt atau nasi yang disiram dengan ghee. Sepotong roti tak beragi juga dihidangkan kalau ada. Buah kurma, yang dapat ditemukan di oasis gurun, dimakan sebagai makanan penutup setelah makan. Daging hanya disajikan pada acara-acara khusus, seperti untuk tamu, pesta pernikahan, atau upacara-upacara khusus.
Untuk menyatakan pengaruh agama Islam, orang Arab Saudi melakukan pernikahan "endogamous" (pernikahan dalam lingkungan sosial yang kecil). Pembagian warisan bersifat patrilineal (diwarisi oleh anggota keluarga laki-laki berikutnya). Pakaian orang Arab Saudi didesain untuk iklim panas. Pakaian tersebut dibuat dari kain yang ringan dan berwarna terang, serta longgar, yang memungkinkan terjadinya sirkulasi udara.
Dahulu, orang Arab Saudi beranggapan bekerja sebagai buruh itu memalukan dan merendahkan martabat. Akan tetapi, anggapan tersebut akhir-akhir ini sudah berubah. Oleh karena kebutuhan akan perawatan kesehatan yang lebih baik, kondisi kehidupan yang meningkat, dan lebih banyak pemasukan, beberapa orang mau menjadi pekerja upahan. Namun, sebagian besar orang Arab masih meremehkan posisi tersebut.

Apa Kepercayaan Mereka?
Munculnya agama Islam pada abad ketujuh memberikan perubahan besar terhadap rangkaian sejarah Arab Saudi. Kini, 90% orang Arab Saudi di Qatar adalah orang Muslim Hanbalite (Wahhabite). Pada pertengahan tahun 1700-an, Muhammad ibn Abd al-Wahhab membentuk sekte fundamentalnya, dan kini, orang Arab Saudi memandang dirinya sebagai pemelihara iman Islam sejati. Orang Wahhabite menolak semua inovasi yang diperkenalkan kepada Islam setelah keberadaannya memasuki abad ketiga dan praktik Islamnya masih sangat tradisional. Mereka ingin mempertahankan dan menyebarkan apa yang mereka lihat sebagai ajaran Islam yang "sejati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar